inovasi teknologi
Ada yang Tau dengan Satelit Cuaca? Berikut Ini Penjelasannya
Apa Itu Satelit Cuaca?
Vanguard 2 |
Vanguard 2 adalah satelit cuaca pertama yang diluncurkan pada 17 Februari 1959. Satelit ini dirancang untuk mengawasi tutupan awan, Namun satelit ini dianggap gagal karena rotasi “axis” yang jelek mencegahnya untuk mengambil data yang berguna.
Kegagalan tersebut membuat para ilmuan mencoba melunculkan satelit lain yaitu TIROS-1 yang diluncurkan oleh NASA pada 1 April 1960. TIROS dioperasikan selama 78 hari dan terbukti jauh lebih sukses dari Vanguard 2. Keberhasilan TIROS menjadi pemicu untuk membuat satelit cuaca lain yang lebih modern.
Satelit cuaca membawa peralatan yang disebut radiometer yang berfungsi menscan bumi kedalam bentuk gambar. Peralatan ini biasanya memiliki semacam teleskop kecil atau antena, sebuah alat scanning, dan satu atau lebih detektor yang mendeteksi inframerah, atau radiasi gelombang mikro untuk tujuan pemantauan sistem cuaca di seluruh permukaan bumi.
Pengukuran peralatan dalam bentuk tegangan listrik yang dirubah kedalam bentuk digital dan kemudian ditransmisikan ke stasiun penerima di bumi. Data tersebut kemudian disampaikan ke berbagai pusat prakiraan cuaca di seluruh bumi, dan tersedia di internet dalam bentuk gambar. Karena cuaca berubah dengan cepat, waktu pengukuran dari satelit dapat kurang dari satu menit.Sebagian besar satelit dan peralatan di dalamnya dirancang untuk beroperasi selama 3 sampai 7 tahun atau lebih.
- Alat untuk navigasi pada sepeda.
- Kapal tenggelam? Selamatkan penumpang dengan Anti Tanic.
- Panel surya portabel, bisa dibawa kemanapun.
Satelit cuaca ada dua jenis, yang pertama adalah satelit geostasioner. Satelit jenis ini berada pada ketinggian yang sangat tinggi (sekitar 22.500 mil) dan mengorbit melalui garis khatulistiwa. Hal ini memungkinkan satelit untuk melihat wilayah geografis yang sama terus menerus, dan digunakan untuk menyediakan sebagian besar citra satelit yang kita lihat di TV atau internet. Contoh satelit jenis ini adalah GOES-East dan GOES-West mengambil data di belahan bumi Barat, dari pantai barat Afrika ke Pasifik Barat, dan Arktik ke Antartika. Kemudia satelit Meteosat The European Space Agency mengambil data di kawasan Eropa dan Afrika.
Satelit jenis kedua adalah satelit polar. Satelit jenis ini berada pada ketinggian relatif rendah (sekitar 500 mil) dan mengorbit pada daerah polar sehingga berada dekat dengan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Berbeda dengan satelit geostasioner, satelit polar memungkinkan pengambilan data permukaan Bumi lebih lengkap.
Satelit polar memungkinkan satelit untuk mencakup seluruh permukaan bumi dan melakukan pengukuran lokasi yang sama di Bumi dua kali setiap hari. Karena letakknya yang lebih rendah sehingga dapat menghasilkan gambar yang lebih baik. Namun satelit jenis ini juga mempunyai kelemahana yakni hanya mampu mendapatkan gambar lokasi tertentu hanya setiap 12 jam, Untuk mengurangi kelemahannya, diperlukan dua satelit sehingga dapat mengurangi proses mendapatkan gambar lokasi setiap 6 jam. Kedua jenis satelit ini memang memiliki keunggulan namun keduanya tidak terpisahkan karenan saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Pingback: Berapa Banyak Kekuatan Otak Yang Kita Gunakan? - Jagoteknologi.com